Sabtu, 02 November 2013

sifat, proses pembentukan, reaksi, fungsi pada magnesium



Sifat magnesium

Magnesium agak kuat, berwarna putih keperakan dan ringan (sepertiga lebih ringan dari aluminium). Magnesium berubah kusam saat terkena udara, tetapi berbeda dengan logam-logam alkali lainnya, penyimpanan dalam lingkungan yang bebas oksigen tidaklah dibutuhkan karena magnesium akan membentuk lapisan pelindung oksida yang sulit ditembus atau diasingkan.

Dalam bentuk bubuk, logam ini terbakar dengan memancarkan api putih saat terkena kondisi lembab. Magnesium sulit terbakar jika dalam bentuk massal, dan lebih mudah dibakar jika dipotong dalam bentuk strip tipis.

Sangat sulit memadamkan magnesium apabila terbakar, disebabkan magnesium terbakar bersama-sama dengan nitrogen (membentuk magnesium nitrida), dan karbon dioksida (membentuk magnesium oksida dan karbon). Pembakaran pita magnesium akan tetap berlanjut jika pita direndam dalam air, sampai pita magnesium habis terbakar.

Magnesium menghasilkan cahaya putih yang terang ketika dibakar dalam udara. Magnesium digunakan pada zaman awal fotografi di mana bubuk magnesium digunakan sebagai sumber pencahayaan (bubuk kilat). Kemudian, pita magnesium digunakan dalam mentol flash yang dinyala secara listrik. Serbuk magnesium masih digunakan dalam pembuatan petasan dan nyala kelautan ketika cahaya putih terang dibutuhkan.

Magnesium logam dan paduannya merupakan bahan yang dapat meledak, magnesium sangat mudah terbakar dalam bentuk murni dalam bentuk cair atau dalam bentuk bubuk atau bentuk pita. Logam magnesium terbakar atau cair bereaksi hebat dengan air.

Saat penggunaan magnesium bubuk, penggunaan kaca mata las digunakan untuk keselamatan dan perlindungan mata, karena cahaya putih yang dikeluarkan dari pembakaran magnesium mengandung sinar ultraviolet yang dapat merusak retina mata.

Magnesium mampu mengurangi air menjadi gas hidrogen yang sangat mudah terbakar:
dengan rumus

Mg (s) + 2 H2O (l) → Mg (OH) 2 (s) + H2 (g)

Akibatnya, air tidak dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran magnesium; gas hidrogen yang dihasilkan hanya akan mengintensifkan api.

Magnesium juga bereaksi dengan karbon dioksida untuk membentuk magnesium oksida dan karbon:

2 Mg (s) + CO2 → 2 MgO (s) + C (s)

maka, alat pemadam kebakaran karbon dioksida tidak dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran pemadam magnesium. Pembakaran magnesium biasanya didinginkan dengan menggunakan pemadam api kimia kering Kelas D, atau dengan menutup api dengan pasir atau magnesium fluks pengecoran untuk menghapus sumber udara dari magnesium.

Proses pembentukan magnesium
Magnesium diperoleh dari air laut menurut proses Dow melalui tahap-tahap
  1. Mencampurkan air laut dengan (CaO) sehingga magnesium mengendap
CaO (s) + H2O (l) à Ca2+ (aq) + 2OH- (aq)
Mg2+ (aq) + 2OH- (aq) à Mg(OH)2 (s)
Mg2+(aq) + H2O(l) + CaO(s ) à Mg(OH)2(s) + Ca2+(aq)
  1. Mg(OH)2 yang terbentuk disaring, dicuci dan direaksikan dengan larutan HCl pekat.
Mg(OH)2(s) + 2HCl(aq) à MgCl2(aq) + 2H2O(l)
  1. Larutan MgCl2 yang diperoleh diuapkan sehingga diperoleh Kristal MgCl2
  2. Kristal MgCl2 dielektrolisis terhadap lelehan MgCl2 yang dicampur CaCl2.
MgCl2 (l) à Mg2+ (l) + 2Cl- (l)
Katoda : Mg2+(l) + 2e à Mg(l)
Anoda  : 2Cl- (l) à Cl2(g) + 2e
Hasil    : Mg2+ (l) + 2Cl(l) à Mg(l) + Cl2(g)
  • Untuk membuat logam campuran (aliase).  Contoh: Magnalium (Mg + Al). Paduan logam ini kuat dan ringan serta tahan korosi sehingga digunakan untuk membuat komponen pesawat terbang, rudal, bak truk, serta berbagai peralatan lainnya.
  • Sedikit magnesium digunakan pada pengolahan logam tertentu.
  • Pembakaran magnesium menghasilkan cahaya yang sangat terang. Dapat digunakan untuk membuat kembang api, untuk blitz pada kamera.
  • Pencegah korosi pipa besi di tanah dan dinding kapal laut


reaksi pada Magnesium
Magnenium
Magnesium adalah logam alkali tanah yang cukup reaktif. Magnesium dapat bereaksi dengan air menghasilkan basa(Mg(OH)2 yang dapat mengubah lakmus merah menjadi biru dan gas hidrogen. Magnesium jika dibakar akan  menghasilkan nyala yang menyilaukan mata (terbentuk MgO) dengan  melepaskan sejumlah energi(reaksi eksoterm). MgO bereaksi dengan air membentuk Mg(OH)2. Energi yang dihasilkan pada pembakaran magnesium tersebut dapat memutuskan ikatan antar atom N pada molekul/gas nitrogen(N2) sehingga dapat berikatan dengan magnesium membentuk senyawa Mg3N2(reaksi endoterm). Mg3N2 bereaksi dengan air membentuk Mg(OH)2 dan gas amonia.

Fungsi magnesium
Fungsi magnesium dalam tubuh adalah untuk membantu proses pencernaan protein dan mampu memelihara kesehatan otot serta sistem jaringan penghubung. Sebenarnya dengan menikmati satu cangkir teh, kebutuhan akan magnesium untuk satu hari telah terpenuhi. Beberapa publikasi terkini menyatakan bahwa magnesium dalam teh dapat pula berfungsi dalam reaksi seluler, mengatur elektrolit tubuh, hormon reseptor, metabolisme vitamin D, serta berperan aktif dalam pembentukan tulang. Sumber lain menyatakan bahwa magnesium terlibat dalam 300 macam enzim metabolit dalam tubuh dan magnesium juga melenturkan pembuluh darah dan membantu menghilangkan timbunan lemak yang terjadi pada dinding sebelah dalam dari pembuluh darah. Juga berfungsi sebagai zat yang membentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan haemoglobin
Merupakan salah satu mikro mineral terpenting yang dibutuhkan manusia yang bekerja sebagai berikut :
- Membantu relaksasi otot
- Membantu transmisi sinyal syaraf
- Memproduksi dan mendistribusi energi
- Berperan penting dalam sintesa protein
- Sebagai Co Faktor membantu enzim yang merupakan katalisator lebih dari 300 reaksi biokimia termasuk mengatur suhu tubuh manusia

Pada tubuh orang dewasa terkandung 20 – 25 gram magnesium. Setengah dari jumlah tersebut terdapat pada tulang dan sisanya pada jaringan lemak seperti otot, hati serta cairan ekstraseluler. Kekurangan magnesium dapat menyebabkan hypomagnesema dengan gejala denyut jantung tidak teratur, insomnia, lemah otot, kejang kaki, serta telapak kaki dan tangan gemetar. Kebutuhan magnesium untuk orang dewasa pria 350 mg per hari dan untuk dewasa wanita 300 mg. Sumber magnesium adalah sayur-sayuran hijau, kedelai, dan siput.
Magnesium banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau, biji-bijian, daging, dan susu. Mg berperan dalam menentukan aktifitas enzim sebagai gugus aktif (gugus prostetik) dalam sintesis protein dan respirasi sel, serta merupakan penyusun dalam otot dan sel darah.
Defisiensi magnesium akan menyebabkan kurangaktifnya kerja jantung, menurunkan sistem transportasi, dan terhambatnya aktivitas metabolisme. gejala kekurangan unsur Mg adalah badan lemah atau lesu.

Contoh laporan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau



LAPORAN
Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan perkembangan Kacang Hijau













 









Disusun oleh
Reny Rulina Br Tarigan
XII Ipa 1


 







Sma Swasta Santa Maria Kabanjahe


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..2
BAB I  PENDAHULUAN…………………………………………………….3
             I.I Latar Belakang …………………………………………………....3
             I.2 Tujuan Percobaan………………………………………………....4
             I.3 Manfaat Percobaan………………………………………………..4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………....5
              2.1 Pengertian……………………………………………………......5
              2.2 Faktor………………………………………………………….....8
              2.3 Syarat………………………………………………………….....9
              2.4 Nilai Gizi……………………………………………………….10
BAB III METODE PERCOBAAN…………………………………………..11
              3.1 Alat Dan Bahan………………………………………………...11
                    3.1.1 Alat…………………………………………………….....11
                    3.1.2 Bahan……………………………………………………..11
              3.2 Langkah Kerja…………………………………………………..11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………..12
1.1  Hasil Percobaan…………………………………………………12
1.2  Pembahasan……………………………………………………..15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………...16
             5.1 Kesimpulan……………………………………………………...16
             5.2 Saran…………………………………………………………….16


KATA PENGANTAR

   Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah laporan metode ilmiah yang berjudul “Pengaruh cahaya terhadap perkembangan dan pertumbuhan kacang hijau”
          Dalam menulis Laporan ini, saya sebagai penulis tidak mendapatkan kendala – kendala, sehingga dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru Bapak E Sembiring sebagai guru pembimbing, orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga Laporan ini dapat terselesaikan.
         Penulis berharap, semoga apa yang telah penulis susun dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan guna penyempurnaan laporan ini.







Lingga, 27 September 2013

                                                                       Penulis













                                                                                                         
BAB 1
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran  atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan.
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, dinamakan kecambah (plantula). Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan dengan masuknya air ke dalam biji suatu tumbuhan, yang disebut dengan proses imbibisi. Imbibisi terjadi karena penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan.
Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan. Embrio atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang lembaga (kaulikulus).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, salah satunya, yaitu faktor cahaya. Cahaya kelihatannya merupakan petunjuk utama yang memberitahu benih bahwa ia telah menembus tanah.
Kita dapat menipu biji kacang hijau, sehingga biji tersebut bertingkah laku seolah-olah ia masih tetap terkubur dengan cara mengecambahkan biji dalam kegelapan.
Dari keadaan tersebut, kami termotivasi untuk melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan biji kacang hijau di dua tempat berbeda yaitu di tempat gelap dan tempat terang. Pemilihan tempat ini sudah melalui pertimbangan pada beberapa faktor, seperti yang telah disebutkan pada kalimat
sebelumnya. Untuk itu kami membuktikannya dengan melakukan pengamatan seperti yang tercantum pada laporan ini.

I.2 Tujuan Percobaan
                 Tujuan dari percobaan tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau.

I.3 Manfaat Percobaan
                   Manfaat dari percobaan ini adalah menambah pengetahuan mengenai pengaruh intesitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau, mengetahui tempat yang baik untuk menempatkan tanaman kacang hijau.

















BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
                 Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup. Kedua istilah tersebut sering diucapkan untuk pengertian yang sama. Padahal pertumbuhan dan perkembangan memiliki pengertian yang berbeda satu sama lain. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai peningkatan ukuran yang bersifat permanent (tetap) dan tidak dapat balik ( Irrevisible), sedangkan perkembangan adalah proses perubahan dalam bentuk.
Pada proses pertumbuhan selau terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan diawalai sejak terjadi fertilisasi. Calon Tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur yang dibuahi menjadi zigot, embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon yang kooh atau rumput yang mudah digoyangkan oleh angina. Nama lain proses perkembangan adalah morfogenesis.
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut :
 Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
 Tahap Pembesaran sel, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan, peningkatantersebut biasanya disebabkanoleh penyerapan air kedalam vakuola.
 Tahap diferensiasi sel, yaityu
Ø perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu menjadi bentukkhusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.

Pertumbuhan dan Perkembagan Awal

Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji mengandung potensi yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu yang baru, misalnya embrio, cadangan makanan, dan calondaun (calon akar).
Sebutir biji mengandung satu embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang akan tumbuh menjadi akar) dan planula ( yang akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan Makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, yang disebut testa. Testa berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk mencegah kerusakan embrio dan masuknya bakteri atau jamur kedalam biji. Testa memiliki sebuah lubang kecil, disebut mikropil. Didekat mikropil terdapat hilum yang menggabungkan kulit kotiledon.
Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada saat biji terbentuk, air di dalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami dehidrasi. Akibat ketiadaan air, biji tidak dapat melangsungkan proses metabolisme sehingga menjadi tidak aktif (dorman). Dormansi biji sangat bermanfaat pada kondisi tidak nyaman (suasana ekstrem, sangat dingin atau kering) karena struktur biji yang kuat akan melindungi embrio agar tetap bertahan hidup.

Perkembangan Embrio
Embrio berkembang didalam biji. Setelah fertilisasi, zigot mengalami rangakian pembelahan sel. Salah satu dari dua sel yang berasal dari mitosis zigot akan berkembang menjadi embrio asli, sedangkan sel yang lain menjadi bahan awal dari jaringan suspensor.
Embrio didalam bakal biji )ovulum) berkembang menjadi massa bulat yang mengandung ratusan sel. Massa sel tersebut berkembang menjadi jaringan primer dan akhirnya membentuk seluruh jaringan utama tumbuhan dewasa, termasuk kotiledon. Kotiledon berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan perkecambahan (germinasi).
Pada kutub embrio ditemukan dua massa sel yang belum terdiferensiasi, yaitu meristem apical ujung (terminal) dan meristem apical aka. Sel-sel tersebut berada dalam kondisi dorman ketika biji pada masa dorminasi. Setelah biji berkecambah, kedua massa sel tersebut berkembang menjadi daerah pertumbuhan batang dan akar.
Perkembangan embrio terhenti stelah mencapai taqhapan tertentu, yaitu saat bakal biji telah menjadi biji matang. Biji tersebut tetap, yaitu sesuai untuk perkecambahan./ Di dalam biji yang matang, endosperma makanan telah terdiferensiasi menjadi lapisan terluar sel (aleuron) dan massa sel terdalam bertepung. Sel-sel aleuron menyintesis enzim a-milase. Enzim tersebut dapat mengubah cadangan zat pati didalam endosperma menjadi gula yang dapat digunakan oleh embrio.

Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat didalam biji, misalnya radikula dan plumula.

Tahapan perkecambahan
Perkembangan bij berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormone ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta asimilasi (fotosintetis).
Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang masuk kedalam kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa.
Awal perkembangan disahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asalm amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membrane sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio.
Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis.

Tipe Perkecambahan
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam.

Macam-Macam Pertumbuhan Pada Tumbuhan
1. Pertumbuhan primer
adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung akar maupun ujung batang. Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat auksanometer . Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
 Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar. Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)
Ø
Ø Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan. Sel-sel di daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan memanjang.
Ø Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan struktur khusus.

2. Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang. Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.

2.2 Faktor
       1. Faktor eksternal/lingkungan: faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
•1.Air dan mineral
•2.Kelembaban.
•3.Suhu
•4.Cahaya

2. Faktor internal : faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

2.3 Syarat Tumbuh
         Syarat pertumbuhan dan berkembangan kacang hijau adalah harus memilki suhu udara yang sesuai dengan tanaman antara 20-30 derajat Celcius, iklimnya kering dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl.



2.4 Nilai Gizi
        Banyaknya Kacang Hijau yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Kacang Hijau yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Kacang Hijau = 345 kkal
Jumlah Kandungan Protein Kacang Hijau = 22,2 gr
Jumlah Kandungan Lemak Kacang Hijau = 1,2 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Kacang Hijau = 62,9 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Kacang Hijau = 125 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Kacang Hijau = 320 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Kacang Hijau = 7 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Kacang Hijau = 157 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Kacang Hijau = 0,64 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Kacang Hijau = 6 mg
Khasiat / Manfaat Kacang Hijau : - (Belum Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : K
         (Dinas Kesehatan Indonesia )













BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
       3.1.1 Alat
Ø Polibet                                     5
Ø Pensil dan penggaris                1
Ø Buku                                       1
Ø Gelas ukur                               1
   3.1.2 Bahan
Ø Kacang hijau 20 biji
Ø Air
Ø Tanah
    3.2 Langkah kerja
Ø Rendam kacang hijau selama satu hari
Ø Kemudian tanam kecambah kacang hijau pada polydeb yang terisi tanah dengan kedalaman sekitar 1 cm
Ø Siram dengan air sebanyak 50 ml setiap 2hari sekali
Ø Setelah 5 hari kacang hijau tersebut mulai tumbuh
Ø Letakkan pada tempat yang berbeda pertama tempat gelap, terang, teduh dan hanya terkena lampu.
Ø Siapkan penggaris dan pensil untuk mengukur kacang hijau tersebut.
Ø Melakukan pengamatan pada pertumbuhan kacang hijau dilakukan setiap satu hari sekali dan sirap secara teratur.pengamatan di lakukan selama satu minggu.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan
                 Tempat Gelap    
Hasil/Percobaan
Hari ke-

x
1
2
3
4
5
6
7
Kacang 1
2.5






2.5
Kacang 2
2.4
4.5
6
6.2
6.5
6.6
6.7
5.57
Kacang 3
2.6
6.5
11.4
14
17.6
19.7
22
13.4
 Kacang 4
2.9
8. 6
14
18.5
22.3
25.3
27.1
16.95
 Kacang 5
3.1
11.4
17.5
24
27.5
28.5
31.5
20.5
      
                                              










Tempat Teduh
Hasil / percobaan
Hari
x
1
2
3
4
5
6
7
Kacang 1
0.5
3.5





2
Kacang 2
0.5
2





1,25
Kacang 3
0.5
1.1
2.5
2.9
3.4
3.8
3.9
2.58
Kacang 4
1






1
Kacang 5









         

Tempat Terang
Hasil / percobaan
Hari
X
1
2
3
4
5
6
7
Kacang 1
0.4
2.5





1.45
Kacang 2
1.5






1.5
Kacang 3
0.6
2
5
6
6,7
7.7
8.2
5.17
Kacang 4








Kacang 5













Tempat Hanya Terkena Lampu
Hasil / percobaan
Hari
X
1
2
3
4
5
6
7
Kacang 1
1.5
5.4
11.3
15.7
18.2
19
20
13.01
Kacang 2
1.2
4.8
10.9
13.5
17.5
19.5
21.5
12.7
Kacang 3
0.9
1.2
2.1




1.4
Kacang 4
1.5
4.3
10
13.2
16.5
18.5
22.1
12.3
Kacang 5
1.8
4.1
9.5
12
14
16.9
17.1
10,77

 4.2 Pembahasan
Cahaya merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi proses perkecambahan pada tumbuhan. Setiap tumbuhan membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda-beda.
Pada penelitian ini, praktikan menggunakan kacang hijau untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap proses perkembangan dan pertumbuhan kacang hijau. Ternyata pada penilitian yang dilakukan praktikan ini cocok dengan apa yang teori telah jelaskan bahwa tanaman (kacang hijau) yang diletakkan di tempat yang gelap akan tumbuh lebih panjang/tinggi daripada tanaman (kacang hijau) yang diletakkan di tempat yang terang.Dan dibandingkan tempat hanya terkena lampu jauh lebih cepat tumbuh dibanding
Dari rincian-rincian tersebut menunjukkan bahwa tanaman kacang hijau akan tumbuh lebih tinggi jika diletakkan di tempat yang gelap daripada diletakkan di tempat yang terang. Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang terang tumbuh lebih pendek karena umumnya cahaya dapat menguraikan auksin (hormon pertumbuhan). Peristiwa ini terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Dan sebaliknya, tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang gelap akan tumbuh lebih tinggi karena terjadi peristiwa pertumbuhan yang cepat di tempat gelap yang disebut etiolasi. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang.
Tetapi, pertumbuhan meninggi yang baik tidak menjamin kualitas tumbuhan itu juga baik. Buktinya, yang seperti praktikan amati, bahwa tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang gelap, meski tumbuhnya lebih tinggi, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning. Sebaliknya, tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang terang, meskipun tumbuhnya lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Kacang hijau yang tumbuh di daerah gelap dan hanya terkena lampu akan lebih optimal
    dan cepat karenaperistiwa etiolasi dan tidak terurainya hormon auksin, sehingga akan
    terus memacupertumbuhan batang kacang hijau. Meskipun tanaman kacang hijau ini
    tumbuh lebih tinggi, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang
    banyak danlebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta
    kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning.
2. Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat terang akan tumbuh lebih pendek
    karena hormon auksin ini akan terurai karena terkena cahaya dan rusak sehingga laju
    pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Meskipun tanaman kacang hijau ini
    tumbuh lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, jagur, subur,
    batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup
    klorofil.
5.2  Saran
Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di  tempat yang sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu seperti hama tanaman, hewan, sehingga percobaan akan aman dan berhasil.
 Dalam mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti.
 Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.





DAFTAR PUSTAKA

2.     Kusnadi,S.Pd. 2010. Buku Saku Biologi SMA. Ciganjur:Kawan Pustaka.
3.     Nurhayati,Nunung. 2010. Biologi Bilingual Untuk SMA/MU Kelas XII. Bandung:YRAMA WIDYA.
4.     Achmadfaoezan.Blogspot.com
5.     Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi SMA 3A. Jakarta. Penerbit Erlangga